Perkembangan teknologi dan internet yang semakin masif dari hari ke hari, membuat banyak perubahan perilaku di segala lini kehidupan, termasuk bidang pemasaran.
Jika dulu orang hanya bisa melakukan transaksi jual beli di pasar-pasar, toko, supermarket, atau warung terdekat, kini orang bisa belanja melalui internet yang difasilitasi oleh beragam e-commerce atau marketplace.
Pergeseran cara transaksi jual beli ini berpengaruh pula pada bagaimana sebuah produk/jasa itu dipasarkan. Salah satunya dengan berkembangnya KOL (Key Opinion Leader).
Apa itu KOL?
Sesuai kepanjangannya yakni Key Opinion Leader, KOL adalah individu atau entitas yang memiliki pengaruh kuat dalam suatu bidang tertentu. Mereka memiliki keahlian, pengalaman, dan pengetahuan yang membuat pendapat mereka dipercaya dan didengarkan oleh banyak orang.
Sepintas KOL ini mirip dengan influencer karena punya fungsi yang sama untuk memengaruhi banyak orang. Tapi biasanya KOL betul-betul mengandalkan kepakaran, tidak semata-mata keterkenalan saja sebagaimana influencer.
Sederhananya, KOL bisa dibilang influencer, tapi seorang influencer belum tentu bisa jadi KOL.
Fungsi KOL dalam bisnis
Kehadiran KOL di era digital semacam ini tak bisa dipungkiri lagi. Ketika KOL dengan kepakarannya memberikan rekomendasi atau endorsement, hal tersebut dapat meningkatkan kredibilitas suatu produk/jasa yang mereka rekomendasikan..
Selain itu, dengan adanya KOL, jangkauan suatu produk/jasa bisa lebih luas lagi dengan target pasar yang lebih spesifik dan relevan.
Dari sisi konsumen, kehadiran KOL bisa membantu mereka dalam hal melakukan keputusan pembelian atau penggunaan jasa. Terutama dengan mempertimbangan ulasan KOL yang informatif, jujur, bermanfaat, dan komprehensif.
Menjadi KOL yang profesional
Tentunya siapa saja bisa menjadi KOL. Baik itu seorang pakar atau profesional seperti dokter, akunting, atau seorang ahli di bidang tertentu.
Selebritis seperti aktor, penyanyi, atau model pun bisa merambah dunia KOL apalagi jika mereka sudah punya basic followers yang kuat di media sosial.
Nah, blogger seperti saya pun bisa saja menjadi KOL dengan tulisan-tulisan yang biasa saya publikasikan di blog.
Bukan ahli, selebritis, atau blogger? Nggak usah berkecil hati. Selama punya pengikut di media sosial, kita semua bisa memulai menjadi KOL.
Meski begitu, untuk membangun reputasi sebagai KOL yang profesional tentu tidak mudah. Menjadi KOL yang bertanggung jawab tidak hanya mengandalkan followers yang banyak semata.
Ilustrasi KOL sedang membuat konten/photo by Canva |
Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan agar menjadi KOL yang profesional:
1. Tentukan niche yang spesifik
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan bidang yang spesifik. Kita harus paham kita ini ingin menjadi KOL di bidang apa.
Caranya bisa dengan mengidentifikasi apa yang paling kita sukai atau kita kuasai. Atau kalau kita bekerja sehari-hari di bidang tertentu, kita bisa memulainya dari sana.
Setelah kita menentukan niche yang spesifik, kita juga perlu mencari tahu dan riset soal audiens yang tertarik dengan bidang tersebut. Kemudian cari keunikan yang ada di diri kita agar bisa jadi pembeda dengan KOL lain di bidang yang sama.
2. Pilih platform yang tepat
Saya percaya, kita semua nggak bisa jadi KOL yang hebat di semua platform. Ada KOL yang kuat sekali di instagram, tapi lemah di X misalnya. Jadi penting untuk kita memilih dan fokus pada platform yang tepat.
Seperti saya yang masih senang menulis dibanding membuat video, maka saya masih menjadikan blog sebagai platform utama untuk memengaruhi banyak pembaca.
Kalau kamu senang bikin video, percaya diri tampil di depan kamera, public
speaking bagus, bisa memilih platform YouTube sebagai medianya.
3. Menentukan rate card yang sesuai
Nggak bisa dipungkiri, dengan menjadi KOL, kita bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Apalagi jika konsisten dilakukan, bukan tidak mungkin bisa jadi penghasilan utama ke depannya.
Nah, bicara soal penghasilan, di dunia KOL ini ada yang namanya rate card. Sederhananya, bagaimana value kita mulai dari pengalaman, pengetahuan yang kita punya, hingga statistik media sosial, dikonversi ke dalam rupiah.
Saya sendiri termasuk yang masih bingung kalau ditanya rate card ketika ada brand yang mengajak kerjasama. Takut rate card yang saya kasih ketinggian sehingga brand malah menghilang tanpa jejak.
Atau malah kerendahan yang membuat value kita jadi kurang di mata
brand. Karena nggak semua brand memandang yang 'murah' itu
bagus. Mereka juga punya penghitungan sendiri. Kata kuncinya adalah pas dan
sesuai dengan value KOL.
Tapi untungnya buat rate card sekarang ini bisa mudah lewat KOL.ID. Dengan teknologi AI dan big data yang KOL.ID punya, kita nggak perlu pusing lagi mikirin rate card.
Cukup dengan kunjungi kol.id, kemudian lengkapi data, lalu akan ada kode OTP
yang dikirim ke nomor handphone yang kita daftarkan, dan mulai buat
rate card dengan klik "Get Result". Hasil rate card sudah bisa
di-download dan dipergunakan.
4. Selalu upgrade diri
Senada dengan perkembangan teknologi dan internet yang kian dinamis, seorang KOL juga harus selalu bisa beradaptasi dengan perkembangannya. Seorang KOL wajib untuk upgrade pengetahuan baik yang sifatnya soft skill maupun hard skill.
Semisal kalau KOL blogger, maka tak cukup hanya dengan kemampuan menulis saja. Ia juga harus mempelajari teknik-teknik seperti optimasi SEO (Search Engine Optimation), Google Analytics, Keyword Riset, dan hal teknis lainnya.
Atau juga sebagai KOL media sosial yang sering buat video, wajib untuk selalu meningkatkan pengetahuan soal editing, desain grafis, fotografi, hingga storytelling.
5. Selalu jalin hubungan baik dengan brand dan audiens
Perlu dipahami bahwa posisi KOL berada di antara brand dan audiens. Jadi penting bagi seorang KOL untuk selalu menjaga hubungan baik dengan mereka.
Salah satu caranya dengan mengerjakan tugas yang diberikan brand secara
tepat waktu dan sesuai brief. Agar brand bisa puas dengan hasil
kinerja kita, dan tidak menutup kemungkinan mereka akan
repeat order.
Juga untuk menjaga hubungan dengan audiens, perlu sekali menjaga interaksi
dengan mereka. Sesederhana menjawab segala macam komentar yang masuk di media
sosial kita. Jangan sampai audiens menganggap kita sebagai KOL yang
sombong.
Secara teoritik, menjadi KOL terdengar mudah. Tapi sesungguhnya menjadi KOL butuh konsistensi dan dedikasi yang panjang. Para KOL besar yang kita saksikan hari ini, pastinya sudah melalui fase yang berdarah-darah sebelumnya.
Maka dari itu yang paling penting dari seorang KOL adalah sabar, jadi diri sendiri yang unik, fokus pada kualitas, dan jangan pernah takut untuk bereksperimen.
Gimana, sudah siap mulai menjadi KOL?