Nasi goreng, sop, dan bubur kacang. Sarapan di Koening Hotel Cirebon/Raja Lubis |
Sarapan di hotel bisa menjadi pengalaman kuliner yang menyenangkan. Pasalnya menu makanan dan minuman yang disajikan cukup bervariasi. Kita bisa bebas memilih menu apa saja yang disukai. Tapi hati-hati lho, keadaan tersebut bisa membuat kita lapar mata dan malah jadi mengambil makanan sebanyak mungkin.
Akibatnya, kita bisa merasa kekenyangan yang akan membuat kita sulit beraktivitas. Dan juga makanan yang kita ambil bisa jadi tidak habis alias mubazir.
Berikut beberapa tips sarapan di hotel agar kita nyaman saat sarapan dan makanan tidak banyak yang terbuang:
1. Ketahui waktu sarapan di hotel
Sarapan di hotel adalah bentuk layanan atau fasilitas yang diberikan pada tamu yang menginap di hotel tersebut. Tapi ada juga beberapa hotel yang membukanya untuk umum. Bahkan ditawarkan dengan paket menarik. Semisal di hotel Ibis Bandung Trans Studio yang menyediakan paket sarapan all you can eat hanya 50 ribu rupiah saja/pax.
Soal waktu, umumnya sarapan di hotel dibuka mulai pukul 06.00 - 10.00 WIB. Tapi ada juga yang membukanya pada pukul 07.00 WIB.
Saya sendiri biasanya sudah keluar kamar menuju restoran itu sebelum pukul 7 pagi. Dan rata-rata kebanyakan tamu akan sarapan di antara jam 7 - 8 pagi terutama saat weekday. Karena di atas jam 8 mereka harus sudah bekerja atau memulai aktivitasnya.
2. Kelilingi dulu semua menu
Setelah kita tiba di restoran hotel, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengelilingi dulu semua menu yang disajikan. Cek ada apa makanan dan minuman apa saja yang disediakan. Lalu selanjutnya menyusun strategi.
Strategi yang saya maksud adalah menentukan menu apa saja yang akan diambil pertama kali. Termasuk jika di hotel tersebut menyediakan menu khas daerah atau menu langka yang mungkin jarang ditemukan di hotel lain.
Semisal saat saya sarapan di hotel Horison Ultima Bandung. Di sana tersedia menu seblak. Ya, baru pertama kalinya saya menemukan seblak dijadikan menu sarapan di hotel. Buat kamu pencinta seblak, nggak ada salahnya mencoba seblak ala hotel.
Atau ketika saya sarapan di Hotel Neo Cirebon yang menyediakan menu empal gentong. Tentunya menu yang menjadi khas Cirebon tersebut adalah menu yang saya coba pertama kali.
3. Ambil menu secukupnya
Omelete dan nasi kuning, sarapan di Santika Hotel Bandung/Raja Lubis |
Kebanyakan hotel menyajikan sarapan dengan sistem buffet alias parasmanan. Semua menu disajikan dalam meja panjang dan tamu mengambil sendiri menu yang disukai.
Saya yakin sih, setiap sarapan di hotel penginnya semua menu yang ada itu dicoba. Tapi ya kita sendiri yang tahu kapasitas perut kita seperti apa.
Jadi kalau pengin memaksimalkan menu yang ada, ambillah sedikit-sedikit. Kasarnya sekadar mencoba saja daripada nantinya terbuang. Apalagi belum tentu rasa makanan yang kita ambil itu cocok di lidah kita. Eh, udah ambil banyak-banyak, tahunya nggak enak. Kan mubazir.
Saya punya cerita. Waktu saya sarapan, di meja sebelah saya ada satu keluarga empat orang. Satu ayah, satu ibu, dan dua orang anaknya yang masih kecil-kecil. Kalau saya tebak usianya masih sekitar 5 tahun dan 3 tahun.
Si ibu ini mengambil menu makaroni yang dibentuk semacam tahu gitu sebanyak lima potong. Saya lupa nama menunya apa. Dicoba lah menu tersebut oleh si anak yang paling besar. Ternyata si anak tidak suka.
Orang tuanya juga ikut mencoba dan kayaknya juga mereka kurang menyukai
makaroninya. Alhasil lima potong makaroni ini menjadi sisa makanan yang
terbuang. Eh, tapi bukannya menjadi pelajaran, si ibu malah mengambil menu
lain dengan jumlah yang sama banyaknya.
Hadeuh! Padahal anak-anak itu nggak bisa dipaksakan makan menu yang mereka mungkin jarang makan sebelumnya. Apalagi dibiarkan makan sendiri.
Tapi ada juga contoh yang baik kok. Di meja yang lain, ada seorang ibu yang menyuapi anaknya dengan sabar, cukup dengan nasi putih dan daging saja. Dan mereka menghabiskan makanan tersebut tanpa sisa. Artinya si ibu bisa tahu dan mengukur porsi dan kesukaan anaknya.
4. Rapikan bekas makan kita
Ini mungkin sifatnya opsional saja. Karena ketika sarapan di hotel, banyak petugas yang sat-set ketika melihat bekas piring atau alat makan lainnya yang sudah selesai digunakan.
Nah, kalau saya sarapan di hotel biasanya nggak banyak bolak-balik ke meja buffet. Sesuai strategi di nomor 2, saya ambil sekaligus menu-menu yang akan saya cicipi pertama kali. Jadi mungkin akan ada beberapa alat makan mulai dari piring besar, piring kecil, mangkok, atau gelas.
Lalu setelah selesai sarapan, semua alat makan tersebut saya tumpuk dan susun dengan rapi, agar petugas bisa mengambilnya dalam satu kali kerja. Ya, lebih ke mempermudah petugas dan efisiensi waktu kerja mereka saja.
Kalau kamu punya tips dan pengalaman sarapan di hotel? Berbagi di komentar
yuk!