Ilustrasi sedang bermain game/Asus |
One day in 1999
Saya diminta ibu saya untuk membeli tempe di warung Kang Baban. Jaraknya sekitar 100 meter dari rumah. Saya selalu senang jika diminta tolong ibu buat belanja. Bukan, bukan... karena saya pengin dianggap anak berbakti, tapi ini kesempatan emas untuk saya melipir ke warnet langganan.
Nggak ada yang saya lakukan di warnet selain bermain game. Jika teman-teman sekolah lebih senang main PS adu bola, atau pergi main Dingdong, saya lebih senang bermain game. Satu permainan yang sering saya mainkan adalah Virtual Cop 2 (VCop 2).
Karena tempe tak kunjung sampai, ibu saya menyusul ke warung. Dan dengan berbekal info dari Kang Baban dan warga lainnya, tongkrongan saya berhasil ibu temukan. Ya, salah saya juga sih, karena nongkrongnya kali ini lebih dari 6 jam. Wajar saja ibu saya khawatir.
Sejak saat itu, bermain game di warnet langganan adalah ‘dosa besar’
bagi seorang anak seperti saya yang dituntut untuk baca buku, baca buku, dan
baca buku. Padahal dengan sering main game juga, saya selalu ranking 1
kok. Eh..sombong!
One day in October 2023
Tidak ada film baru di bioskop. Seketika saya ingat kenapa saya begitu mencintai sinema. Bisa jadi ketertarikan saya terhadap game di masa lalu yang memicu kecintaan saya terhadap film.
Apa hubungannya game dengan film?
Game yang sering saya mainkan bisa dibilang sebagai game sinematik. Sebuah game yang dibangun dengan pendekatan film. Di dalamnya, terdapat karakter, alur, tata suara, tata kamera, efek visual, dan elemen sinematografi lainnya.
Dengan memainkan game sinematik, saya bertindak bukan hanya sebagai aktor, tapi bisa juga sebagai sutradara. Saya yang menentukan arah permainan. Bahkan tak jarang, saya dibuat jatuh cinta dengan karakter bikinan si developer game.
Bermain game seperti ini bisa membuat saya merasakan cinematic experience sama halnya seperti nonton film di bioskop. Fungsi game bukan lagi sebatas mengisi waktu luang di sela-sela pekerjaan, tapi juga mengisi emosi dan kekosongan di relung hati. Eaaa..
Tapi tentunya untuk mendapatkan pengalaman sinematik yang maksimal, perangkat yang saya gunakan untuk bermain game tidak boleh perangkat yang sembarangan.
Wujudkan cinematic experience bareng ROG Phone 7
Mata saya tertuju pada ASUS ROG Phone 7 yang tergeletak di atas meja. Perlahan saya langkahkan kaki mendekati pintu kamar, menutupnya, dan menguncinya dari dalam. Tutup jendela juga sekalian dengan gordennya.
Kemudian saya raih ponsel ROG Phone 7 tersebut, lalu rebahkan diri di kasur.
“Main game apa ya?”
Setelah 15 detik berpikir, semesta menggerakkan jari saya untuk klik game Pamali yang sudah terpasang di ROG Phone 7 tercinta.
Mumpung hari masih siang, nggak ada salahnya untuk menemui jajaran hantu lokal. Toh zaman sekarang, hantu bisa juga kok ditemui siang-siang, seperti di Jalan Asia Afrika sana.
Sedikit informasi, Pamali ini game lokal bergenre horror. Ceritanya tentang seorang laki-laki bernama Jaka yang ingin menjual barang-barang di rumah peninggalan orang tuanya. Tapi setiap kali Jaka menelusuri sudut rumah, ia akan bertemu dengan hantu-hantu seperti kuntilanak, pocong, leak dan lain-lain.
Maka saya mulai bertindak dan masuk ke karakter Jaka.
Dalam suasana keheningan malam nan gelap, saya hendak masuk ke rumah orang tua saya. Tapi saya benar-benar takut. Rasa takut itu muncul berkat suasana gelap yang dihasilkan dari akurasi warna yang tinggi.
Penggunaan layar Samsung AMOLED, refresh rate 165 Hz dengan tingkat pengambilan sampel sentuh 720 Hz dan akurasi warna Delta E <1, benar-benar membuat suasana malam kian menyeramkan. Apalagi visual yang dihasilkan ini, disetel bekerja sama dengan perusahaan pemrosesan visual terkemuka Pixelworks®.
Nggak kebayang, kalau akurasi warna tidak bagus. Suasana yang pekat hitam mungkin terlihat jadi abu-abu, yang malah membuat saya gagal merasakan nuansa mencekam.
Spesifikasi layar ROG Phone 7/doc. Asus (dengan kreasi seperlunya) |
Lalu suara semilir angin malam mulai menusuk tubuh. Dan perlahan terdengar suara cekikikan kuntilanak.
Dengan fitur speaker kembar depan 12 x 16 mm dengan volume 50% lebih efektif dari sebelumnya, serta dibantu oleh sub-woofer lima magnet, membuat suara kuntilanak makin terasa dekat dan nyata di telinga.
“Ah, lebih baik saya segera masuk rumah”
Pintu saya buka dan berhasil masuk rumah. Saya tidak lagi menoleh ke belakang khawatir ada yang ngikut. Saya mulai mencari di setiap sudut rumah barang-barang apa saja yang bisa saya jual untuk bayar mulut tetangga yang sering nanya kapan kawin.
Mudah saja bagi saya untuk melanjutkan misi. Pasalnya, perpaduan prosesor Platform Seluler Snapdragon 8 Gen 2 3,2 GHz, RAM LPDDR5X 8533 Mbps hingga 16 GB, dan ROM UFS 4.0 512 GB bisa melepaskan kekuatan gaming 15% lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.
Selain itu pula penggunaan UFS 4.0 bisa melakukan pemrosesan dua kali lebih cepat dibanding UFS 3.0.
Nggak kalah menariknya, ROG Phone 7 juga dibekali dengan WiFi 7 (802.11be) dengan Qualcomm® FastConnect™ 7800, yang mendukung kecepatan tinggi 320 MHz dan Multi-Link operation dengan kinerja latensi yang memungkinkan saya mengubah permainan dengan mudah.
Saya terdiam seketika. Tenang ini bukan nge-lag karena ROG Phone 7 sudah hadirkan Performa Tanpa Kompromi. Saya diam berpikir bagaimana mungkin mencari barang-barang tanpa ada penerangan sedikitpun.
Saya mulai bergerak ke ruang tamu. Dan di atas meja saya menemukan lampu tempel yang rupanya masih menyala. Saya ambil dan arahkan ke salah satu sudut lemari yang ada di sebelah gendang dangdut.
Dengan fitur ray tracing yang dimiliki ROG Phone 7, efek cahaya yang ditimbulkan lampu tempel sangat realistis. Saya bisa melihat lemari dengan jelas. Tapi, sebelum saya membukanya, saya merasa ada yang bergerak di atas lemari.
Saya arahkan lampu tempel ke atas lemari. Dan... saya melihat kuntilanak! Saya pun lari nggak karuan, hingga menabrak sesuatu dan nggak sadarkan diri.
Performa tanpa kompromi dengan prosesor terbaik/doc. Asus (dengan kreasi seperlunya) |
“Aa aya (ada) pakeeeeeeeeet”
Saya pun terbangun di ruangan yang sangat gelap. Lampu tempel pun sudah nggak di tangan. Saya terpikir dengan suara paket yang membangunkan saya. Apa iya kuntilanak di rumah ini juga suka belanja di e-commerce. 😕
“Aa…Raja…ini pakeet belum dibayar katanya”
Owalah, rupanya yang teriak bukan kuntilanak ternyata, tapi ibu saya dari teras depan. Ah, ada-ada saja, lagi asyik bermain game kenapa harus ada kurir datang. Apa perlu saya pause dulu permainan ini?
Saya buka kunci pintu dan melangkah ke teras depan sembari memegang ROG Phone 7 di tangan. Dan saya tidak perlu memberhentikan sementara permainan ini karena tingkat kecerahan ponsel ini sudah ditingkatkan hingga 1.500 nits.
Dengan tingkat kecerahan tersebut, visual dari layar masih sangat tampak di teras depan walau terpapar sinar matahari. Saya masih bisa memainkan game dengan baik.
Saya kembali ke kamar dengan membawa paket. Tak lupa pintu kembali saya kunci. Saya tidak sabar untuk membuka paket yang sudah saya tunggu-tunggu.
Tada… Ini adalah AeroActive Cooler 7 yang saya beli tiga hari yang lalu.
Ia adalah aksesori terpisah yang salah satu fungsinya sebagai pendingin yang merupakan bagian dari sistem pendingin GameCool 7 terbaik yang pernah ada untuk mendinginkan CPU dari segala arah.
AeroActive Cooler 7 ini dilengkapi dengan kipas yang ditempatkan di atas modul CPU yang bekerja untuk pendinginan aktif bertenaga AI. Selain itu AeroActive Cooler 7 juga menghadirkan pendingin Peltier termoelektrik bawaan untuk daya pendinginan maksimum.
Desain DualCool yang revolusioner memastikan bahwa meskipun bagian belakang ponsel didinginkan oleh pendingin Peltier, udara pendingin juga diarahkan ke seluruh layar ponsel untuk efisiensi pendinginan ekstra.
Sistem pendingin lainnya adalah hadirnya teknologi terbaru rapid-cycle vapor chamber di ROG Phone 7 yang telah didesain ulang sepenuhnya, menjadi lebih besar, dan menggunakan teknologi baru di dalamnya.
Alih-alih struktur berbentuk pilar biasa, ia menggunakan kolom sumbu berbentuk trisula khusus di tepi panjang ruangan untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu, ada enam saluran pengembalian cairan yang berfungsi sebagai jalan bagi air untuk mengalir kembali ke SoC yang siap untuk siklus termal berikutnya.
Lembaran grafit yang hemat panas di ROG Phone 7 juga dibuat lebih besar, dan dibentuk ulang untuk memaksimalkan perpindahan panas dari mainboard dan RF board.
Teknologi sistem pendingin yang dimiliki ROG Phone 7 serta kedatangan AeroActive Cooler 7, membuat saya tidak khawatir kalau ponsel ini bakal cepat panas. Oleh karenanya saya bisa melanjutkan permainan.
Cara kerja sistem pendingin pada ROG Phone 7/doc. Asus (dengan kreasi seperlunya) |
Sebelum lanjut, saya udah pengalaman. Kalau anak bujang, diam dan betah di kamar, pintu dan jendela dikunci dan ditutup serta ada audio yang sengaja disetel, pasti orang berpikir si bujang sedang melakukan ‘sesuatu’.
Nah, may be ibu saya juga begitu. Pasti nanti bakal diganggu dengan minta tolong beliin terasi ke warung. Ya, selama belum kawin mah, laki-laki di mata ibu tetap seorang anak kecil. Xixi.
Daripada kembali terganggu, saya pasang headphone agar suara yang keluar dari ROG Phone 7 bisa menutupi teriakan ibu saya yang khas emak-emak kalau lagi arisan.
Tentunya soal ini saya tidak khawatir karena ROG Phone 7 memiliki semua teknologi untuk semua suara. Mulai dari jack headphone 3,5 mm hingga Dirac Virtuo™ For Headphone untuk menghasilkan suara spasial layaknya teater.
Dukungan teknologi Snapdragon Sound™ memastikan audio Bluetooth® dengan fidelitas tinggi latensi super rendah, jadi apa pun yang didengar oleh saya, telinga saya sangat dimanjakan oleh ROG Phone 7.
Sip! Mari lanjutkan, dan saya menjadi Jaka lagi.
Rupanya saya berada di kamar teteh (kakak perempuan) saya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. Perlahan saya berdiri dan meraba-raba benda di sekitar.
“Aw….”
Saya refleks meringis kesakitan. Tangan saya tertusuk konde emas yang biasa dipakai teteh saya saat nyinden. Konon benda ini adalah peninggalan turun temurun dari leluhur orang tua saya yang nilainya milyaran rupiah.
Saya amankan tusuk konde emas tersebut dan mencoba keluar kamar. Saya susuri lagi satu per satu ruangan lain. Tapi saya tidak menemukan apapun. Hingga akhirnya saya tiba di depan pintu kamar orang tua saya.
Seketika saya khawatir, saya kehabisan daya sebelum mengumpulkan barang-barang yang bisa saya temukan. Saya buka pintu kamar, dan langkahkan kaki masuk ke kamar orang tua. Rupanya saya masih kuat dan nggak kehabisan daya.
Saya yakin ini berkat baterai monster 6000 mAh yang hadir di ROG Phone 7. Belum lagi diperlengkap dengan pengisi daya USB PD HyperCharge 65 watt bertenaga yang dapat mengisi ulang hingga 100% hanya dalam waktu 42 menit.
Terdapat juga fitur-fitur canggih seperti Steady Charging untuk mengontrol kecepatan pengisian daya, dan Bypass Charging yang menjeda pengisian daya saat sedang bermain game. Hasil akhirnya adalah masa pakai baterai yang lebih lama dan masa pakai baterai yang lebih baik.
Saya tentu tidak akan menyia-nyiakan Efisiensi Daya Tanpa Kompromi yang diberikan ROG Phone 7 ini.
Performa baterai yang monster banget/doc. Asus (dengan kreasi seperlunya) |
Saya mulai obrak-abrik seluruh sudut kamar. Saya yakin, orang tua menyimpan barang berharganya di sini.
Dalam pencarian, saya mulai merasakan ada pergerakan kaki dari luar kamar. Tapi rasanya, bukan pergerakan kaki saat berjalan, melainkan seperti lompat-lompat. Saya berhenti sejenak dan dengarkan suara lompatan tersebut dengan seksama.
Suara lompatan berhenti dan digantikan dengan suara kepala yang dijedotkan ke pintu berkali-kali. Gila semakin seram saja suara yang terdengar karena ternyata AeroActive Cooler 7 yang sebelumnya sempat saya pasang memiliki sub-woofer super-linear 13 x 38 mm yang bisa meningkatkan volume bass hingga 77 % untuk suara 2.1 .
Benar-benar sebuah pengalaman Gaming Tanpa Kompromi pada masalah-masalah yang mengganggu saat main game.
Dalam ketakutan, pintu terbuka. Saya pun sembunyi di bawah kasur. Terlihat oleh saya, bagian kaki hingga lutut berbungkus putih-putih, loncat-loncat, dan mendekati bawah kasur. Saya hanya bisa diam, berharap sosok tersebut tidak mengetahui persembunyian saya.
“Hai abang, apa kabar?”
Sial. Ada bunyi notifikasi dari mantan yang belum saya hapus nomornya. Bisa-bisanya dia menghubungi di saat saya sedang kucing-kucingan dengan makhluk yang belum saya tahu wujud asli sepenuhnya.
Karena saya tak ingin, hanya karena sebuah notifikasi membuat makhluk tersebut mengetahui keberadaan saya, atau lebih jujurnya saya nggak ingin upaya move on saya runtuh hanya dengan kata ‘hai’, saya buka Armoury Crate, manajer kinerja yang dimiliki ROG Phone 7.
Kemudian saya aktifkan GameGenie yang terdapat dalam Armoury Crate. Ada banyak pengaturan yang bisa dilakukan di GameGenie, salah satunya adalah memblokir semua notifikasi termasuk incoming call saat bermain game.
Yes. Saya berhasil blok notif dari mantan. Tapi tanpa saya sadari, makhluk aneh yang tadi lompat-lompat sudah berada di samping saya. Mukanya berpapasan dengan muka saya, hanya jarak 1 cm saja.
“Pocong….!!!”
Saya tidak bisa kontrol jari saya. Hampir saja permainan jadi kacau. Tapi untungnya terselamatkan dengan kontrol ultrasonik AirTrigger yang berikan kontrol ujung jari tak tertandingi.
Kontrol ini mendukung berbagai gerakan, termasuk Dual Action, Press and Lift, dan Gyroscope Aiming.
Soal kendali, saya juga bisa memanfaatkan kontrol gerak yang ada di ROG Phone 7. Ada 10 kontrol gerak yang berbeda seperti Move Left, Move Forward, Shake Vertically, yang bisa disetting di GameGenie sebelum permainan dimulai.
Adanya kontrol ultrasonik dan kontrol gerak ini betul-betul membuat kendali permainan berada di tangan saya sepenuhnya. Juga memberikan kenyamanan ekstra saat bermain. Dalam artian, walau nge-game di ponsel, tapi vibes-nya seperti bermain di konsol.
Tapi saking saya ketakutan dan syok akibat penampakan pocong di depan mata, lantai di bawah kasur pun ambruk dan saya terjatuh ke bawahnya. Rupanya itu adalah pintu rahasia untuk masuk ke rubanah.
Ruangannya sangat berdebu. Membuat saya sedikit batuk-batuk. Saya berdiri dan berjalan untuk tahu ada apa di rubanah ini. Baru beberapa langkah saja, saya dikejutkan oleh kehadiran tikus.
Saya teruskan langkah. Tiba-tiba ada tetesan air dari atas. Ah untung ROG Phone 7 sudah memiliki sertifikasi splash-resistant IP54. Jadi bisa tahan percikan air.
Saya dekati pintu tanpa gagang yang berada di ujung kanan rubanah. Tanpa harus berpikir panjang gimana cara membukanya, pintu itu terbuka dengan sendirinya. Nampak seperti tidak apa-apa. Tapi saya yakin, semua peninggalan orang tua ada di sini. Dan saya harus membawanya keluar.
Saya nyalakan kamera pada ROG Phone 7 yang bukan hanya sekadar renungan. Ini adalah kamera 50 MP dengan sensor utama Sony IMX766 dan kamera selfie Quad Bayer 32 MP9. Dengan algoritma fotografi komputasi baru, kamera ini memberi saya gambar sempurna dalam situasi apa pun.
Dan ternyata benar! Sempurna! Dengan kecanggihan kamera ROG Phone 7 saya bisa menemukan semua yang saya cari. Semuanya ada di sini!
“Hahaha, saya kaya raya!”.
Seketika pintu tertutup dan keadaan menjadi gelap kembali!
Kelengkapan ROG Phone 7/Asus |
July 18th, 2023
Bertempat di Mini Atrium Mall Gandaria City, Jakarta Selatan, secara resmi ASUS mengumumkan ponsel gaming terbarunya, ROG Phone 7 series, lewat kegiatan ROG Phone 7 Consumer Launch Event.
Pada acara tersebut, ASUS memperkenalkan seri ROG Phone 7 yang mencakup model ROG Phone 7 dan ROG Phone 7 Ultimate sebagai langkah terbaru dalam evolusi performa tinggi ponsel gaming terhebat di dunia.
Menurut Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia, ROG Phone 7 Series merupakan ponsel gaming yang diciptakan untuk memenuhi ekspektasi para gamer.
Pihaknya tidak hanya menciptakan perangkat yang mendapatkan dukungan
software untuk meningkatkan performa, tapi juga sangat memperhatikan
detail pada tiap komponen di dalamnya demi memberikan performa terbaik yang
tidak dapat ditemukan pada ponsel gaming lainnya.
Ponsel bergaya
futuristik ini hadir dengan dua warna yang sangat estetik, yakni
Storm White dan Phantom Black.
Dan kini ROG Phone 7
series sudah bisa dibeli di Erafone, Urban Republic, ROG Store, ASUS Exclusive
Store dan ASUS Authorized Partners.
Untuk harga sendiri, ROG Phone
7 versi 8/256GB dibanderol dengan harga Rp10,999,000. Sementara
untuk versi dengan penyimpanan 12/256GB
dibanderol dengan harga Rp13,999,000.
Sementara ROG Phone 7
Ultimate, dengan versi
16/512GB dengan bundling Aero Active Cooler 7 secara langsung di dalam
produk pembelian dibanderol dengan harga Rp18,999,000.
Suasana meriah peluncuran ROG Phone 7/Asus |
Ssst…ada juga lho 2 promo pembelian yang sudah disiapkan ASUS.
1. Early Bird Promo :
Periode tanggal 18-31 Juli 2023.
Untuk setiap pembelian ROG Phone 7 series konsumen akan mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, dengan total hadiah senilai 2 juta rupiah. Promo ini berlaku di semua mitra penjualan resmi Asus offline, seperti: Erafone, Urban Republic, ROG Store, Asus Exclusive Store dan Asus Authorized Partners. Serta mitra online, seperti: Eraspace, Tokopedia, Blibli dan Asus Online store.
2. Consumer Launch Promo :
Periode tanggal 18-23 Juli 2023 di Atrium Gandaria City Mall.
Selain mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, konsumen juga akan mendapatkan tambahan spesial merchandise seperti: ROG exclusive Jacket, MLBB limited edition T-Shirt dan juga 1000 MLBB diamonds, dengan total hadiah senilai 3,5 juta rupiah.
Promo ini berlaku khusus untuk konsumen yang telah melakukan pre-order dari tgl.8-17 Juli secara offline di Erafone lalu melakukan pickup/pengambilan produk di event venue ataupun untuk konsumen yang akan melakukan pembelian langsung di event venue.
Berikut spesifikasi lengkap ROG Phone 7:
Device Name |
ROG Phone 7 / ROG Phone 7 Ultimate |
Processor |
Qualcomm® Snapdragon® 8 Gen 2, Octa-Core, 3.2GHz |
GPU |
Qualcomm® Adreno™ 740 |
UI |
Android™ 13 with new ROG UI |
Display |
6.78" 20.4:9 (2448 x 1080) 165 Hz / 1 ms Samsung AMOLED display |
1,000 nits outdoor readable brightness |
|
1,500 nits peak brightness |
|
Average Delta E < 1 |
|
111.23% DCI-P3 / 150.89% sRGB / 106.87% NTSC color gamut |
|
Corning® Gorilla® Glass Victus™ |
|
Supports Always-On HDR display |
|
HDR10 supported |
|
Capacitive touchscreen with 10-point multitouch (supports glove touch) |
|
ROG Vision (ROG Phone 7 Ultimate only) |
|
Dimensions |
173 x 77x 10.4 mm |
Weight |
239 g |
Battery |
6000 mAh typical capacity with 65 W HyperCharge adapter. |
Memory |
Up to 16 GB LPDDR5X RAM |
Storage |
Up to 512 GB UFS4.0 ROM |
Sensors |
In-display fingerprint sensor, face recognition, accelerometer, e-compass, gyroscope, proximity sensor, ambient-light sensor, ultrasonic sensors for AirTrigger 5 and grip press |
Wireless Technology |
|
Bluetooth® 5.3 (HFP + A2DP + AVRCP + HID + PAN + OPP), supports Qualcomm LDAC + aptX + aptX HD + aptX Adaptive + AAC |
|
GPS |
GNSS support GPS(L1/ L5), Glonass(G1), Galileo(E1/E5a), BeiDou(B1i/B1c/B2a), QZSS(L1/L5) and NavIC(=IRNSS) |
I/O Ports |
Side Ports: |
Type C® connector - USB3.1 gen2/DP 1.4(4K)/Hyper
Charging/ QC5.0 (會向下相容QC4/QC3/PD3.0) |
|
Bottom Ports: |
|
Type C® connector - USB 2.0 / HyperCharge / QC5.0 |
|
Camera |
Front Camera: |
32 MP (Uses pixel binning to output 8 MP image) |
|
Rear Camera: |
|
50 MP (Main camera Sony® IMX766) |
|
13 MP (120° ultrawide-angle lens) |
|
5 MP (Macro) |
|
Voice Wakeup |
Yes |
Speaker |
Dual front facing speaker (with Dirac HD Sound), support spatial audio (Dirac Virtuo™) |
5-magnet stereo speaker with Cirrus Logic amplifier for louder, deeper and less distorted sound effect. |
|
Splash, Water, and Dust Resistance |
IP54 under IEC standard 60529 |
NFC |
Supported |
Color |
ROG Phone 7: Phantom Black, Storm White |
ROG Phone 7 Ultimate: Storm White |
Gimana, sudah siap wujudkan cinematic experience dan bawa mobile gaming ke level berikutnya bersama ROG Phone 7, the real phone gaming?