"Penghasilan blogger itu berapa sih, Ja. Cukup nggak buat kebutuhan?"
"Ih kamu kok bisa dapat job itu, aku mah nggak kepilih"
"Bisa nggak sih blogger dijadikan sumber penghasilan utama"
Dinamika blogger makin ke sini makin ke sana. Terutama pembicaraan seputar job dan penghasilan seorang blogger.
Yang paling hangat adalah soal, apakah penghasilan blogger bisa dijadikan sumber utama memenuhi kebutuhan atau tidak.
Jujur saja secara pribadi, sampai saat ini penghasilan dari kegiatan ngeblog belum sepenuhnya bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan utama.
Dan melalui artikel ini, saya hanya ingin berbagi bagaimana pengalaman job blogger yang saya dapatkan sepanjang tahun 2022.
Harapannya, artikel ini bisa memberikan insight dan perspektif lain terutama bagi anak muda yang baru lulus kuliah dan ingin langsung memulai karir sebagai blogger.
Karena menjadi blogger bukan seperti kita melamar kerja ke perusahaan. Ada set up yang harus kita bangun terlebih dahulu. Dan itu butuh waktu dan perjuangan.
1. Blog vs media sosial
Zaman makin berkembang, teknologi makin maju. Seorang blogger yang terbiasa membuat konten tulisan hanya di blog, dituntut untuk bisa menguasai berbagai platform lain terutama media sosial.
Perbandingan media kerja antara blog dan media sosial/Raja Lubis |
Karena faktanya, job yang menyasar blog hanya 14,82% saja. Sisanya sebesar 85,18% berasal dari media sosial.
Bahkan, 76% dari job yang menyasar blog tersebut sepaket dengan media sosial. Maksudnya, selain kita menulis di blog harus pula disertai dengan unggah di twitter atau instagram misalnya.
Dan hanya 24% saja yang betul-betul murni menyasar blog sebagai media
kerjanya. Tanpa harus ditambahi dengan media sosial.
Aktivitas utama di blog tentunya adalah menulis. Walau ada juga job seperti content placement yang artikelnya sudah disediakan oleh klien.
Selain itu, fokus blog tidak hanya pada blog pribadi tapi juga pada platform keroyokan. Karena ada saja klien yang menginginkan tulisan yang kita buat tidak diunggah di blog pribadi melainkan di platform keroyokan seperti kompasiana, kumparan, retizen, dan teman-temannya.
Sekarang kita bicarakan job yang 85,18% di media sosial. Fokus pembicaraan pada dua hal utama yakni media sosial apa yang digunakan dan aktivitas apa yang dilakukan di sana.
Sebaran platform media sosial/Raja Lubis |
Job media sosial yang saya terima sepanjang 2022 dikuasai oleh twitter dan instagram. Dengan persentase masing-masing sebesar 41,30% dan 39,13%.
Yang dilakukan di instagram sebagian besar didominasi oleh unggah konten di feed/reels. Baik itu konten buatan sendiri atau sekadar repost dari materi yang sudah disediakan oleh klien.
Tambahan tugas lainnya adalah seperti follow, like, comment, dan repost to stories.
Sementara di twitter, aktivitas yang biasa dilakukan adalah membuat utas atau beberapa single twit. Tujuan utama dari job di twitter biasanya untuk mengejar trending topic.
Di urutan ketiga ada facebook yang persentasenya cukup kecil hanya 6,52% saja. Nampaknya facebook sudah mulai ditinggalkan dan kurang dilirik oleh brand sebagai media promosi yang efektif.
Rata-rata aktivitas yang dilakukan di facebook adalah like dan comment atau
sebatas unggah ulang postingan dari instagram.
Nggak kalah menarik youtube dan zoom juga memberikan sumbangsih bagi job blogger. Rata-rata aktivitas yang dilakukan adalah sebagai partisipan seminar online.
Kita cukup nongkrongin acara seminar dalam kurun waktu tertentu. Nongkrong doang dibayar?
Sementara yang saya kategorikan dalam kelompok 'Lain' adalah job selain di twitter, instagram, facebook, youtube, dan zoom.
Contohnya seperti rating toko di e-commerce, rating aplikasi di play store, rating di google maps, hingga sebagai partisipan survei aja ada jobnya ternyata.
Kok TikTok nggak ada?
Job untuk TikTok sebetulnya berseliweran. Tapi pada tahun lalu saya belum optimasi TikTok. Kebanyakan medsos tuh bikin saya pusing terutama soal branding dan konten apa yang harus diunggah di sana.
Sudah banyak teman blogger yang memberikan ide dan rekomendasi konten apa yang bisa saya buat di TikTok. Tapi rasanya belum ada yang pas saja.
Dan akhirnya tahun ini mulai membuat manajemen konten untuk TikTok yang saya fokuskan untuk topik 'Fun & Entertainment'.
Tampilan halaman profil TikTok saya/Raja Lubis |
Boleh lho kalau mau follow
@_rajalubis_
2. Sumber job dari brand langsung atau agency?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya paparkan langsung saja datanya. Job yang saya terima sepanjang 2022, sebanyak 22,95% berasal dari brand langsung.
Yang dimaksud berasal dari brand langsung adalah job yang saya dapatkan langsung berasal dari perwakilan brand tanpa melalui perantara atau pihak ketiga.
Sementara yang melalui pihak ketiga saya kelompokkan ke dalam "Agency". Dalam kelompok ini di dalamnya sudah termasuk komunitas, management (MG) dari yang profesional hingga yang abal-abal, dan juga rekomendasi teman.
Perbandingan sumber job antara brand langsung dengan pihak ketiga/Raja Lubis |
Gimana caranya mendapatkan job dari brand langsung?
Saya nggak punya tips dan trik khusus sih. Angka 22,95% di atas sebagian besarnya karena dihubungi langsung oleh tim promo/marketing dari brand melalui blog atau media sosial.
Tapi mungkin yang bisa dicoba adalah dengan menuliskan pengalaman pribadi terkait brand dengan sejujurnya.
Kalau teman-teman sering ngobrak-ngabrik tulisan di blog ini, akan ditemui beberapa tulisan tentang brand yang saya tulis secara suka-suka. Baik secara ekslusif ataupun dalam format perbandingan.
Biasanya tulisan suka-suka tersebut saya berikan disclaimer di akhir artikel. Contohnya bisa dilihat di artikel tentang pengalaman menggunakan bank Aladin.
Nah, ternyata ada saja tim internal dari brand yang saya tulis itu yang menghubungi email atau formulir kontak blog untuk menawarkan kerjasama.
Jadi istilahnya semacam menyebar umpan lah ya.
Sementara kalau pengin dapat job dari pihak ketiga, cobalah bergabung dengan komunitas blogger. Tapi perlu diperhatikan sebagian komunitas blogger (terutama yang saya ikuti) tidak terlalu fokus pada persoalan duit, lebih banyaknya ke knowledge sharing dan upgrade skill.
But dengan join komunitas, kita dan blog kita bisa dikenal lebih luas oleh orang banyak yang memungkinan kita mendapat job dari sana. Yang terpenting senantiasa menjaga hubungan baik dengan siapapun karena kita nggak pernah tahu rezeki untuk kita Allah titipkan lewat siapa.
Cara lainnya adalah sebanyak mungkin mencari tahu agency/manajemen profesional yang memang menjadi penghubung antara brand dan blogger.
3. Berapa sih fee job blogger?
Setelah kita tahu bagaimana cara mendapatkan job dan aktivitas yang dilakukan, pertanyaan selanjutnya adalah berapa kita dibayar untuk job tersebut.
Untuk memudahkan pembacaan, saya buat pemetaan fee range dengan enam tiering. Yakni 'di bawah 50 ribu', '50 ribu - 249,999 ribu', '250 ribu - 499,999 ribu', '500 ribu - 749,999 ribu', '750 ribu - 1 juta', dan 'di atas 1 juta'.
Hasilnya, lebih dari 50% fee yang saya terima berada di kelompok kedua yakni di kisaran 50 ribu hingga 249,999 ribu.
Fee range job blogger selama 2022/Raja Lubis |
Pengelompokan fee ini tidak hanya berdasarkan fee utama saja tapi juga benefit lain yang saya dapatkan.
Misalkan saya diundang untuk liputan event A dengan bayaran 200 ribu rupiah. Tapi dalam event tersebut saya mendapat goodiebag dan makan siang.
Saya akan menaksirnya dengan menggunakan metode HPS (Harga Perkiraan Sendiri). Anggaplah saya mendapatkan harga goodiebag sebesar 45 ribu dan makan siang 30 ribu. Sehingga total yang saya dapatkan adalah 275 ribu rupiah.
Maka fee untuk event A saya masukkan ke dalam kelompok yang ketiga bukan pada kelompok yang kedua.
Kalau ditanya kenapa, alasannya sederhana saja. Apapun yang saya dapat harus saya syukuri. Bahkan kadang ada juga lho yang nilai goodiebag-nya itu melebihi fee utama.
Saya pernah ikut acara sebuah lembaga perfilman. Goodiebag-nya sebuah tumbler yang kalau saya cek di supermarket harganya sekitar 165 ribu. Itu baru tumbler doang, belum goodiebag yang lainnya. Padahal fee-nya nggak sampai segitu.
Ada juga klien yang memberikan goodiebag sebuah Sweat Hoodie dari brand U****o yang harganya 549 ribu. Dan ini masih jadi goodiebag termahal yang pernah saya dapatkan dari sebuah event.
Sementara untuk doorprize atau hadiah kuis nggak saya masukkan dalam
perhitungan ya. Karena nggak semua peserta bisa dapetin
doorprize sebagaimana semua peserta mendapatkan goodiebag.
Selain persoalan goodiebag, job blogger juga terkadang bisa berupa barter. Artinya kita mendapat sejumlah barang/jasa tanpa dibayar dengan uang tunai.
Gimana saya menyikapinya?
Untuk job yang berupa barter biasanya saya pilih yang memang produk atau jasanya bermanfaat dan atau memang saya gunakan.
Semisal saya pernah mendapatkan job barter dari produk men's grooming. Produk yang diberikan cukup lengkap, mulai dari pembersih wajah, sampo, sabun mandi, gel rambut, hingga alat cukur.
Kalau dinominalkan sekitar 500 ribu rupiah.
Saya ambil job ini karena produknya bermanfaat dan bisa saya gunakan. Plus juga hitung-hitung menghemat biaya perawatan tubuh yang biasa saya keluarkan setiap bulannya.
4. Lama nggak sih dibayarnya?
Ngerti lah job blogger itu sebagian besar berdasarkan kesepakatan dan kepercayaan. Amat sangat jarang yang menggunakan MoU kecuali job yang berasal dari brand dan sifatnya paketan.
Kalau berdasarkan kepercayaan dan kesepakatan ya sudah tinggal nunggu saja fee job itu cair. Walau ada juga memang yang sudah memberikan statement di awal kalau fee akan cair dalam periode tertentu.
Timeline pembayaran fee yang dihitung dari tanggal report/Raja Lubis |
Dari pengalaman saya sepanjang tahun kemarin, saya bagi periode fee cair dalam enam kelompok juga.
Mereka adalah 'di bayar di muka', '1-7 hari', '8-30 hari', '31-90 hari', 'di atas 90 hari', dan 'nggak dibayar-bayar'.
Kok kelompok terakhir ngenes ya? Ya begitulah realitanya. Job blogger itu nggak selamanya berjalan mulus kok.
Saya bahas yang kelompok terakhir ya. Ada sebesar 1,64% dari job sepanjang 2022 yang sampai saat ini belum dibayarkan.
Kondisi saat ini grup job WA-nya dikunci dan si PIC pun nggak kelihatan batang hidungnya. Terakhir kali si PIC ngechat marah-marah karena ada peserta yang nanya kepastian fee lewat japri.
Ada poin utama yang saya pelajari dari kasus ini yang erat kaitannya dengan manajemen abal-abal.
Ceritanya begini. Masa kini, satu job yang sama bisa di-share oleh orang yang berbeda-beda dengan fee yang berbeda pula. Handle by... handle by ... gitu lah pokoknya.
Jadi bisa jadi, mereka yang share sebetulnya bukan orang pertama yang berhubungan langsung dengan brand. Alurnya tuh sudah kayak bantuan bansos yang makin ke bawah makin kecil karena sudah disunat di sana - sini.
Peristiwa sunat ini dijadikan semacam peluang oleh oknum dengan mengatasnamakan manajemen. Padahal akun media sosial saja nggak punya, pengurusnya juga hanya dia seorang. Tapi berani bikin manajemen hanya modal grup WA.
Disclaimer ya! Ini ditujukan bagi manajemen yang tidak amanah dalam menjalankan tugasnya. Kalau manajemen kamu amanah sekalipun pengurusnya kamu seorang, saya tidak sedang menyinggung kamu ya.
Balik lagi ke 1,64% yang nggak dibayar itu, saya memilih mengikhlaskannya saja. Tapi jadi pelajaran juga untuk saya agar hati-hati memilih manajemen/agency.
Ini bukan soal selektif atau sok milih-milih, tapi daripada kejadian lagi seperti ini, lebih baik saya mengurangi hal-hal yang berpotensi membuat sakit hati berkepanjangan. Ygy?
Perkembangan job blogger dalam empat tahun terakhir
Sejak 2019, saya mulai rutin membuat catatan tentang job blogger yang saya terima. Biar lebih tertib administrasi, sekaligus juga bisa jadi bahan evaluasi bagi diri sendiri.
Dari catatan tersebut, saya bisa memetakan perkembangan job blogger berdasarkan dua parameter. Pertama dari sisi jumlah job yang didapatkan. Kedua dari sisi total nominalnya.
Perkembangan job blogger berdasarkan jumlah/Raja Lubis |
Grafik di atas menunjukkan perkembangan job blogger dari sisi jumlah job yang saya dapatkan. Pada tahun 2019, jumlah job yang saya terima masih bisa dibilang cukup. Tapi pada tahun 2020, jumlah job menurun drastis sebesar 39,29%.
Tahun 2020 awal-awal pandemi, memang tahun yang berat bagi sebagian besar masyarakat. Dana-dana promosi perusahaan banyak yang dialihkan untuk keperluan kesehatan. Yang secara tidak langsung memengaruhi job blogger.
Pada tahun 2021 memang ada peningkatan walau nggak signifikan. Hanya sebesar 24,07% saja.
Dan pada tahun 2022 kembali menurun seiring dengan isu resesi yang digulirkan pemerintah pada akhir-akhir tahun. Walau turunnya hanya 4,68% saja, dan keseluruhan job di 2022 masih lebih baik dibanding pada 2020.
Bagaimana dengan tahun 2023?
Isu resesi masih saja membayangi dan membuat perusahaan juga menjaga dananya. Seenggaknya sampai dengan caturwulan pertama yang kerasanya begini.
Sampai dengan April 2023, jumlah job yang saya dapatkan baru sebesar 13,11% dari total yang saya dapatkan di 2022.
Perkembangan job blogger berdasarkan nominal/Raja Lubis |
Sementara jika ditinjau dari total nominal, secara grafik perkembangan job blogger tidak jauh berbeda dengan parameter jumlah job.
Tapi angka penurunannya benar-benar drastis. Pada 2020 saja, nominal yang saya dapatkan menurun hingga 71,06%.
Bayangkan saja, walau secara jumlah penurunannya hanya 39,29% tapi secara nominal bisa mencapai 71,06%.
Selisih yang cukup besar ini bisa dibaca juga bahwa penurunan jumlah job blogger juga diikuti oleh penurunan fee-nya.
Maksudnya, misal yang pada tahun 2019 fee posting 1 feed instagram itu 125 ribu, pada tahun 2020 hanya 75 ribu saja.
Walau begitu, pada tahun 2021, nominal job naik hingga 118%. Dan kembali turun lagi pada 2022, tapi tetap dengan total nominal yang masih lebih baik dari pada 2020.
Bagaimana dengan 2023?
Jika secara jumlah pencapaian sampai dengan April 2023 itu baru 13,11% saja dari 2022, untuk total nominal pencapaiannya sedikit lebih baik. Yakni 17,58% dari total yang didapatkan di 2022.
Walau angka tersebut sebetulnya masih di bawah rata-rata yang seharusnya.
Artinya, jika saya ingin mendapat jumlah dan nominal yang sama dengan 2022, otomatis harusnya sampai dengan April 2023 pencapaian sudah berada di kisaran 33 - 34%.
Ya, semoga ada percepatan di bulan Mei hingga akhir tahun. Dan masih banyak perusahaan-perusahaan yang mengandalkan blogger sebagai mitra kerjanya. Aamiin YRA.
Oia, saya sengaja menyembunyikan angka jumlah dan nominal karena setiap blogger pasti memiliki angka yang berbeda-beda.
Tapi semoga data dan fenomena ini bisa dibaca dan diambil hikmahnya. Serta bisa dijadikan referensi dan wawasan baru bagi siapapun yang ingin menekuni dunia blogger.
Untuk teman-teman blogger yang kebetulan terdampar di tulisan ini, boleh juga kok berbagi dapur jobnya di kolom komentar, agar tulisan ini makin kaya perspektifnya.
Semoga bermanfaat!