"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya"
⎯ Ki Hadjar Dewantara
Mungkin kita sudah mendengar kebijakan baru perbankan mengenai suku bunga tabungan hingga 0%. Artinya, jika kita menabung di bank sudah nggak akan lagi diberikan fasilitas bunga yang bisa menambah jumlah saldo tabungan kita.
Kebijakan ini nggak jadi masalah kalau memang bank tidak membebankan biaya administrasi atau saldo minimum ditahan. Tapi kenyataannya, masih banyak bank yang membebankan biaya administrasi sehingga saldo kita akan berkurang perlahan secara terus menerus setiap bulannya.
Nah, kalau tujuan kamu menabung di bank adalah untuk investasi, dengan kata lain berharap memperoleh keuntungan, maka tabungan sudah tidak cocok lagi untuk berinvestasi.
Table of Contents
Memilih instrumen investasi yang tepat
Saya kira hampir semua tujuan utama orang melakukan investasi adalah memperoleh timbal balik yang besar. Nggak ada lah orang investasi dengan tujuan rugi.
Tapi perlu diperhatikan juga bahwa prinsip utama investasi adalah "high risk high return". Instrumen investasi yang menawarkan return yang tinggi pastinya memiliki risiko yang tinggi pula. Kasarnya, jangan pernah tergiur dengan tawaran investasi dengan keuntungan tinggi tapi ditawarkan dengan iming-iming rendah atau nggak memiliki risiko.
Prinsip ini perlu dijadikan mindset utama sebelum betul-betul terjun ke dunia investasi.
Setelah yakin dan sadar dengan prinsip high risk high return, langkah selanjutnya adalah mencari tahu berbagai instrumen investasi lengkap dengan timbal balik dan risikonya.
Terdapat berbagai macam instrumen investasi yang bisa kita gunakan mulai dari deposito, reksa dana, obligasi, microfinance marketplace, saham, dan lain-lain.
Jujur saja, dari semua contoh instrumen investasi yang saya sebutkan di atas, microfinance marketplace fintech adalah instrumen yang belum saya coba. Kenapa? Karena aplikasi-aplikasi yang memberi pinjaman uang atau masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan pinjol (pinjaman online), kadung mendapat citra/konotasi negatif di masyarakat.
Jadi mari kita sama-sama memahami dan belajar tentang microfinance marketplace.
Apa itu microfinance marketplace fintech?
Sederhananya microfinance marketplace fintech ini sama dengan P2P Lending yakni suatu entitas/lembaga yang mempertemukan pemberi pinjaman dan penerima pinjaman lewat aplikasi.
Sehingga kalau kita bicara fintech lending ada tiga entitas yang akan sering kita bahas. Pertama adalah si penerima pinjaman, kedua si pemberi pinjaman, dan ketiga adalah perusahaan fintech itu sendiri.
Nah bicara dari sudut pandang perusahaan fintech, kita perlu tahu dan kritis dalam berbagai hal termasuk bagaimana penyaluran dana yang dihimpun oleh fintech tersebut. Karena cara kerja dan peruntukkan fintech itu bermacam-macam. Ada untuk crowfunding, pinjaman uang, pembiayaan, dan kegunaan lainnya.
So, sebelum kita betul-betul memutuskan untuk berinvestasi di fintech, perlu sekali untuk kita memahami cara kerja fintech tersebut. Kalau nggak kita bisa saja terjebak pada fintech yang lebih mengutamakan kebutuhan konsumtif si peminjam.
Emang mau kita berinvestasi sejumlah uang hanya untuk memenuhi kebutuhan hedon si peminjam?
Kalau melihat pada peruntukkan, microfinance marketplace termasuk fintech yang bertujuan untuk pembiayaan pelaku usaha
Mengenal impact investing
Sebagaimana yang sudah saya singgung di atas, kalau tujuan utama investasi adalah memperoleh keuntungan. Bisa dikatakan tujuan tersebut baru sebatas merefleksi ke diri sendiri saja.
Tapi selangkah lebih maju, kita bisa memilih investasi yang memiliki dampak lebih luas bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga sosial dan lingkungan. Menurut Investopedia investasi seperti ini disebut dengan impact investing atau "pendanaan berdampak".
Dari pengertian tersebut, apakah microfinance marketplace termasuk pada impact investing?
Jelas! Karena microfinance marketplace memberikan dananya pada kebutuhan produktif semisal pendanaan bagi pelaku UMKM, sehingga dampaknya bukan hanya untuk si pemberi pinjaman tapi juga si peminjam.
Ilustrasi singkatnya begini!
Kita memberikan pinjaman bagi pelaku UMKM. Lalu pihak UMKM menggunakan dana dari kita untuk mengembangkan usahanya. Dari pengembangan usaha tersebut, pihak UMKM bisa mencukupi kebutuhan dasar keluarganya, bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan bisa mempertahankan keberlangsung hidupnya.
Dari sini kita bisa lihat bahwa dana yang kita pinjamkan bisa membawa dampak positif bagi orang lain. Selain kita mendapat keuntungan investasi, kita juga bisa bermanfaat untuk hidup orang lain.
Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain?
Amartha sebagai microfinance marketplace fintech yang terpercaya
Kalau sudah memahami pengertian dan cara kerja microfinance marketplace fintech, saatnya kita memilih dan memilah dengan baik, fintech mana yang akan kita jadikan sebagai tempat untuk berinvestasi.
Sabtu, 24 September 2022, dalam acara “Amartha Blogger Gathering” saya berkenalan dengan Amartha Microfinance Marketplace Fintech.
Suasana Amartha Blogger Gathering yang dilaksanakan di Happy CoCreative,
Cisitu Bandung |
Shiva Vinneza selaku Public Relation Manager Amartha menjelaskan kalau Amartha adalah microfinance marketplace fintech yang terpercaya. Salah satu cirinya adalah Amartha sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). OJK sendiri adalah lembaga resmi pemerintah yang memang bertugas mengawasi lalu lintas sektor keuangan.
Terkait pengawasan OJK ini, ditegaskan kembali oleh Anisa Aprilia atau yang akrab dipanggi Ica, seorang Certified Financial Planner. Ica menjelaskan bahwa parameter pertama yang harus dilihat ketika memilih instrumen investasi adalah terdaftar di OJK. Pokoknya jangan sekali-kali berinvestasi di fintech illegal yang tidak terdaftar di OJK.
Daftar fintech legal bisa dilihat di website OJK.
Satu hal menarik yang saya soroti dari Amartha adalah persoalan kata ‘marketplace’. Pencantuman kata ini berkaitan erat dengan cara kerja Amartha .
Cara kerja Amartha
Amartha sebagai perusahaan fintech bisa dibilang sebagai perantara antara si pemberi pinjaman (atau biasa disebut lender) dengan si penerima pinjaman.
Siapapun bisa menjadi lender di Amartha. Yang menarik, lender nggak hanya bisa menyetorkan dana ke Amartha tapi lender juga bisa memilih langsung kepada siapa dananya akan disalurkan. Tentunya dalam hal ini adalah pelaku UMKM.
Jadi kita bisa langsung modalin UMKM yang memang kita mau.
Cara kerja seperti ini agak berbeda dengan beberapa fintech yang pernah saya kenal yang hanya menghimpun dana dari lender. Tapi tidak mengizinkan kita untuk monitor aliran dana yang kita investasikan.
Inilah kenapa Amartha bisa dibilang sebagai ‘marketplace’. Serupa seperti kita belanja di toko hijau atau toko oranye. Kita bisa memilih langsung seller-nya, sementara dua toko tersebut hanya sebagai perantara.
Preview marketplace Amartha/tangkapan layar
web Amartha |
Berapa imbal hasil investasi di Amartha?
Sebelum kita bicara dampak sosial investasi Amartha, tentu bagian imbal hasil ini yang ditunggu-tunggu oleh kita sebagai lender.
Di Amartha, lender bisa mendapat imbal hasil hingga 15% flat per tahun yang dibayarkan tiap minggu. Sebagai contoh, jika kita investasikan uang sebesar 10 juta rupiah, kita akan mendapatkan imbal hasil maksimal sebesar 1,5 juta rupiah.
Apakah ini pasti?
Balik lagi dalam setiap return yang kita peroleh selalu terdapat risiko yang menyertainya. Salah satu risiko yang paling banyak terjadi adalah risiko gagal bayar dari si penerima pinjaman. Ya, namanya juga usaha bakal ada naik turunnya. Nggak selamanya berjalan mulus.
Tentunya, sebuah risiko itu nggak bisa dihilangkan tapi bisa diminimalisasi dengan cara mitigasi risiko.
Untuk memitigasi risiko gagal bayar dari si penerima pinjaman, Amartha melakukan mekanisme tanggung renteng.
Jadi Amartha ini tidak memberikan pinjaman secara langsung kepada perseorangan melainkan membentuk kelompok usaha. Setiap kelompok usaha berisi 10 – 20 peminjam.
Nah, jika beberapa peminjam dari satu kelompok usaha ini mengalami kesusahan bayar, maka cicilan akan dibayarkan oleh peminjam lainnya dalam satu kelompok usaha tersebut.
Ini yang disebut dengan tanggung renteng. Sehingga dana lender akan tetap ‘aman’ di Amartha.
12 tahun kontribusi Amartha bagi kehidupan masyarakat
Amartha sendiri berdiri sejak tahun 2010 sebagai perusahaan microfinance. Dan baru pada 2016 menjadi bagian dari fintech. Itu artinya sudah 12 tahun Amartha hadir untuk membantu ekonomi masyarakat khususnya pelaku UMKM di pedesaan.
Masih dalam acara Amartha Blogger Gathering, Shiva memaparkan bahwa 95,5% mitra Amartha sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Bahkan di masa pandemi, ketika banyak pelaku usaha mengalami penurunan omset hingga kebangkrutan, pendapatan mitra Amartha naik 10,5%.
Nggak hanya soal angka ekonomi, impact investing yang diterapkan oleh Amartha juga berhasil menambah skill para mitranya melalui pertemuan kelompok. Para mitra yang dibimbing oleh lebih dari 4000 tenaga kerja lapangan Amartha ini diberikan ilmu mengenai pengelolaan keuangan, bisnis, problem solving, leadership, dan decision making skills.
Jadi Amartha bukan hanya fokus memberikan pinjaman saja, tapi juga memberikan edukasi dan literasi digital terutama tentang keuangan dan soft skill yang terkait dengannya.
Sebagai dukungan terhadap literasi digital, Amartha juga membuat kanal blog yang diberi nama MONEY+
#AyoModalinUMKM mulai dari 100 ribu saja
Amartha fokus memberikan pendanaan pada pelaku usaha perempuan sebagai
bentuk dukungan terhadap pemberdayaan perempuan di pedesaan. |
Amartha termasuk investasi modal kecil karena yang dibiayai oleh Amartha pun pengusaha mikro dengan nilai pinjaman rata-rata sebesar 5 juta rupiah.
Kita bisa modalin langsung satu UMKM dengan angka tersebut, atau bisa juga melakukan crowfunding alias udunan. Nilai udunannya mulai dari 100 ribu rupiah saja. Tapi insya allah dari angka segitu bisa berkali-kali lipat menciptakan peluang bagi si peminjam.
So, kalau kamu sudah niat berinvestasi yang nggak hanya menguntungkan diri sendiri tapi juga menjadi berkah bagi orang lain, Amartha adalah pilihan terbaik. Yuk download aplikasi Amartha dan jangan lupa masukan kode referral MAR292092.
Mari #MenjadiAmartha sebagai bagian dari peningkatan taraf hidup masyarakat.