"If you dont find a way to make money while you sleep, you will work until you die"Ander (dalam serial Elite), seorang anak SMA yang divonis menderita kanker mendapat pertanyaan menarik ketika ia mengikuti tes beasiswa universitas. Pertanyaannya, “Ada di mana dirimu dalam lima tahun ke depan?”.
⎯ Warren Buffett
Pertanyaan yang sangat sederhana tapi sekaligus juga menusuk. Di dalamnya terkandung banyak makna tentang apakah kita punya misi dan tujuan hidup ke depannya. Atau apa yang ingin kita gapai di waktu mendatang. Atau malah belum kepikiran sama sekali.
Terkadang saya sendiri suka berpikir, apakah bertahun-tahun kemudian saya masih punya daya yang sama seperti saat ini. Karena perlu disadari, kalau semakin hari usia bertambah, daya kita akan terus berkurang. Saat tua nanti ketika badan ini sudah tak bisa lagi bekerja, bagaimana mencukupi kebutuhan di hari itu.
Kita memang tidak ada yang tahu ke depan akan seperti apa, atau hidup berapa lama lagi, tapi itu nggak boleh membuat kita abai tentang masa depan. Oleh karena itu, kita tetap perlu merencanakan masa depan sebaik yang bisa kita lakukan saat ini.
Salah satunya adalah dengan berinvestasi!
Table of Contents
Kenapa harus berinvestasi?
Mungkin dari kita sudah sering mendengar kata investasi. Apa sih sebenarnya
investasi itu? Sederhananya investasi itu menempatkan dana atau modal dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Kenapa harus
untung? Sebelumnya mari kita bicara dulu tentang inflasi.
Saya
masih ingat ketika SD tahun 2000-an, seringkali diminta belanja ke warung oleh
ibu. Yang paling saya ingat adalah belanja tempe mentah satu gepok, harganya
500 rupiah. Coba bandingkan dengan keadaan sekarang, apakah harga tempe mentah
satu gepok masih 500 rupiah? Tentu tidak bukan!
Kalau uang 500
rupiah yang saya punya di tahun 2000-an itu tidak saya investasikan, maka uang
tersebut tidak bisa lagi membeli satu gepok tempe mentah di masa kini.
Artinya semakin waktu berlalu, terjadi kenaikan harga barang dan
juga penurunan daya beli dari uang itu sendiri. Inilah yang dinamakan inflasi.
Jadi, kalau uang 500 rupiah yang saya punya, masih ingin bisa
dibelikan tempe mentah di masa kini, maka uang tersebut harus diinvestasikan.
Jelas, salah satu fungsi investasi adalah untuk melindungi nilai kekayaan kita dari inflasi.
Pertanyaan selanjutnya, jenis investasi apa yang bisa membuat saya bisa membeli tempe tersebut di masa kini?Jenis-jenis investasi itu sendiri banyak macamnya. Ada deposito, properti, emas, reksadana, obligasi, saham, P2P, dan lain sebagainya.
Khusus di tulisan ini, saya akan mencoba membahas tentang saham.
Apa itu saham?
Sampai bagian ini kita anggap semua sudah menyadari betapa pentingnya
berinvestasi.
Salah satu jenis investasi adalah saham.
Sederhananya saham itu tanda bukti kepemilikan atau suatu perusahaan.
Kasarnya, kalau kita membeli saham suatu perusahaan, bisa dibilang kita adalah
bagian dari ‘pemilik’ perusahaan tersebut.
Kenapa harus saham?
- return melebihi tingkat inflasi
Dilansir dari
situs resmi bank Indonesia, tingkat inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) 2021 adalah sebesar 1.87%
(yoy).
Nah, kalau saya masih ingin bisa membeli tempe, maka
saya butuh investasi yang return-nya melebihi atau minimal sama dengan tingkat
inflasi.
Saham ini menjadi salah satu instrumen investasi yang
return-nya melebihi tingkat inflasi, bisa mencapai 10% atau bahkan lebih.
- termasuk investasi likuid
Faktor likuiditas menjadi penting dalam investasi. Maksudnya adalah seberapa
cepat instrumen investasi tersebut bisa dicairkan ketika kita membutuhkannya.
Saham termasuk investasi yang likuid. Jika kita membutuhkan uang, kita bisa
menjual saham yang kita punya dan uang hasil penjualannya bisa kita cairkan ke
rekening pribadi. Dan bisa segera digunakan untuk kebutuhan.
Investasi saham merupakan aktivitas yang legal dan memiliki sejumlah dasar hukum, salah satunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Keuntungan saham
Pada prinsipnya, cara kerja saham ini seperti jual beli. Keuntungan saham
diperoleh dari selisih harga jual dan dan harga beli. Jika Harga Jual >
Harga Beli, kita akan untung, disebut dengan Capital Gain. Sebaliknya jika Harga Jual < Harga Beli, kita akan rugi atau yang
disebut dengan Capital Loss.
Selain dari selisih harga jual dan harga beli, keuntungan saham
juga diperoleh dari pembagian dividen. Tapi tidak semua perusahaan membagikan
dividen walaupun perusahaan tersebut sedang profit (mendapat keuntungan).
Nah, kalau sudah mulai kenalan tipis-tipis dengan saham, mari kita
beranjak ke chapter selanjutnya, yakni tentang cara memulai investasi
saham.
Cara memulai investasi saham
Tak perlu tunggu hebat untuk berani memulai, hanya perlu memulai untuk menjadi hebat - CJR
- memilih perusahaan sekuritas terbaik
Langkah pertama yang perlu kita lakukan dalam investasi saham adalah membuka
akun di perusahaan sekuritas. Maksudnya gimana?
Saya contohkan
begini! Misal kita ingin membeli saham bank BCA. Apakah kita membelinya
langsung di bank BCA? Jawabannya tidak!
Saham perusahaan ini
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saya analogikan BEI ini dengan
sebuah mall. Di dalam mall pasti banyak toko-toko yang menjual beragam produk
bukan? Nah, toko dalam mall itu adalah sekuritas, sementara produk yang dijual
di toko itu adalah saham-nya.
Mall = BEI
Toko = Perusahaan Sekuritas
Produk = Saham
Jadi 'toko' apa yang paling pas untuk investasi saham?
Saya
sendiri membuka akun trading di Stockbit. Untuk membuka akun di
Stockbit caranya cukup mudah. Tinggal download aplikasinya di play
store/app store, lalu ikuti langkah-langkah selanjutnya.
Untuk panduan lebih lengkap bisa dibaca di:
Setelah registrasi selesai, akun kita akan diverifikasi dengan estimasi waktu
1 hari kerja. Tapi pengalaman saya, alhamdulillah hanya dalam 2 jam saja akun
trading saya di Stockbit sudah bisa terverifikasi.
- menempatkan modal/deposit
Setelah akun trading berhasil terverifikasi, kita sudah bisa melakukan
transaksi saham. Tentunya kita butuh modal untuk melakukan transaksi tersebut.
Caranya pun cukup gampang. Setiap pendaftaran yang sukses itu akan
menghasilkan nomor RDN (Rekening Dana Nasabah). Jadi penting untuk kita
mengetahui nomor RDN akun kita di Stockbit. Bisa dicek di aplikasi bagian
'Trading Profile', atau juga dari email yang dikirim oleh Stockbit ketika
pendaftaran sukses.
Saat ini, Stockbit menggunakan bank BCA dan
bank Jago sebagai perantara RDN. Saya sendiri mendaftar dengan RDN Jago karena
sudah punya akun bank Jago sebelumnya. Dan cara depositnya cukup gampang,
hanya tinggal memindahkan dana dari Kantong Utama ke Kantong RDN di aplikasi
Jago.
Stockbit diawasi oleh OJK dengan nomor izin KEP-132/PM/1992.
Stockbit juga telah terdaftar di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Dengan begitu, kepemilikan harta terkait efek yang dimiliki oleh para investor
terjaga keamanannya.
- lakukan transaksi
Jika deposit sudah berhasil, selanjutnya kita tinggal melakukan transaksi jual
beli saham. Kita bisa membeli saham perusahaan yang kita inginkan.
Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk investasi saham
Secara aplikasi, cara memulai investasi saham ini sangatlah mudah. Namun ada
banyak hal yang perlu kita siapkan, sebelum betul-betul terjun dalam investasi
saham.
- pengetahuan yang mendalam
Investasi saham ini bukanlah investasi yang bisa kita biarkan begitu saja.
Dalam memilih perusahaan mana yang sahamnya akan kita beli saja, kita perlu
melakukan beragam analisis.
Salah satu sesi BloggerTalks/Raja Lubis |
Dalam kegiatan BloggerTalks pada Jumat 28 Januari 2022, Michael Owen Kohana – Investment Analyst Stockbit – menjelaskan setidaknya ada beberapa teori analisis yang perlu kita pelajari. Beberapa di antaranya adalah Fundamental Analysis, Technical Analysis, dan Bandarmology.
Pusing? Sama!
Tapi nggak perlu khawatir, Stockbit punya solusinya yakni Stockbit Academy, tempat kita belajar semua pengetahuan yang dibutuhkan. Dan semua materi yang ada di Stockbit Academy bisa diakses secara gratis.
Selain bisa diakses gratis, materinya banyak yang berbentuk video dan sangat mudah dipahami penyampaiannya. Saya sendiri baru menyelesaikan Module 1 (Basic Pasar Modal) yang berisi 5 chapter. Pada module 1 ini membahas tentang Investasi dan Kebebasan Finansial, Pasar Modal, Reksa Dana, Saham, dan Aksi Korporasi dan Istilah-Istilah Saham.
Di akhir chapter akan ada sesi Quiz yang menguji pemahaman kita terhadap materi yang sudah kita pelajari.
Saran saya pelajari seluruh modul yang ada di Stockbit Academy secara bertahap dan tidak perlu tergesa-gesa.
- modal yang gede?
Contoh harga saham SCM, MD Pictures, dan MNC per 4 Februari 2022/Raja
Lubis |
Lebih lanjut, dalam kegiatan yang diinisiasi oleh BloggerHub dan Stockbit ini, Michael Owen menjelaskan mitos-mitos yang beredar seputar investasi saham. Salah satunya adalah ‘investasi saham hanya untuk orang kaya dan banyak uang’.
Apakah benar begitu? Ternyata faktanya tidak demikian!
Berikut beberapa faktor yang perlu kita ketahui dalam membeli saham.
Satuan saham adalah lembar
Minimal pembelian saham adalah 1 lot
1
lot = 100 lembar
1 x 100 x 980 = 98.000
Beberapa hal yang harus dihindari ketika investasi saham
- tidak investasi pakai uang dingin
Walaupun bisa investasi saham dengan dana terjangkau, tapi tetap gunakan
dana dingin untuk investasi. Cara mudahnya, mulai dari sekarang buat
laporan keuangan pribadi
sehingga bisa ketahuan berapa besar dana yang bisa kita sisihkan untuk
investasi saham.
Setelah tahu berapa besar yang bisa
diinvestasikan tanpa mengganggu cashflow dan kebutuhan rutin,
depositkan saja dananya ke RDN secara rutin.
Pokoknya, jangan
karena ingin cepat return dan terlalu percaya diri bakal untung, sampai
pinjam ke bank atau pinjol untuk investasi.
SANGAT TIDAK DISARANKAN!
- beli dulu baru riset
Sembari nabung dana, tetap belajar dan riset apapun yang dibutuhkan. Di
Stockbit ada Stockbit Stream. Kita bisa mempelajari
news sentiment, share price prediction, dan berjejaring
dengan sesama investor.
Atau bisa juga memanfaatkan
Stockbit Snips yang berisi berita-berita terkini tentang pasar yang
dikirimkan ke email terdaftar secara rutin.
- ikut-ikutan orang lain atau influencer
Ini yang paling penting. Kadang kita suka merasa nggak gaul kalau nggak
ikut-ikutan orang lain. Stop! Profil risiko setiap orang berbeda.
Jadi belum tentu apa yang berhasil dilakukan oleh si A akan berlaku di si
B.
Kuncinya tetap percaya dengan analisis kita sendiri. Dan
tetap bersabar!
Contoh modul dan chapter yang bisa kita pelajari di Stockbit
Academy/Raja Lubis |
“An investment in knowledge pays the best interest.”Semoga sharing ini bermanfaat. Mari kita sama-sama berdiskusi dan memulai untuk berinvestasi saham.
⎯ Benjamin Franklin
Start Early, Start Small!