
Ketika ajang pencarian bakat menjadi idola kaum muda, kebanyakan dari mereka mengikutinya dengan alasan menambah pengalaman dan atau relasi. Berkaca pada diri sendiri ketika mengikuti berbagai kompetisi, alasan saya memang ingin terkenal dan materi yang berlimpah. Harapannya bisa mengubah ekonomi keluarga menjadi lebih baik. Tujuan tersebut jelas ukurannya, karena jika hanya menambah pengalaman secara tak langsung dengan berani ikut audisi itu pun sudah menambah pengalaman.
Hal senada pun pernah saya lakukan ketika interview tempat kerja sekarang. Mengapa kamu siap ditugaskan ke luar kota? Menambah pengalaman? Owh tidak, dengan polosnya saya jawab, instagram saya sepi dan saya butuh konten. Wkwkwkwk, saya memang lebih senang pada hal-hal yang terukur.
Kota di Indonesia yang biasanya menjadi tujuan audisi penyelenggara pencarian bakat adalah Bandung. Hampir dipastikan, Bandung selalu disinggahi oleh panitia pencari bakat. Pernah saya bertanya kepada salah satu panitianya, mengapa Bandung dipilih? Jawabnya karena Bandung memang gudangnya anak-anak muda, kreatif dan berbakat.
Hal ini juga nampaknya diamini oleh Sunsilk yang sudah sejak 2012 bekerjasama dengan detikcom mengadakan kegiatan Sunsilk Hijab Hunt. Sebuah ajang pencarian bakat bagi wanita muslimah yang berjilbab. Nah, jelas saya tidak memenuhi syarat utama untuk ikut kontes ini.
Waktu itu saya sudah antre sejak pukul 05.00 pagi. Tiba di sana pukul segitu pun, antrean sudah mengular. Terpikir di benak, antrean pertama datang jam berapa ya kira-kira? Sebelum bertemu juri utama, terlebih dahulu kita harus melewati audisi beberapa bilik audisi. Satu per satu harus dilewati. Bahkan, saya masuk ke bilik pertama itu pukul 2 siang. Kebayang kan? Fisik juga keburu lelah.
Untuk mempermudah dalam penyaringan peserta, Sunsilk Hijab Hunt membagi audisi dalam waktu 2 hari. Hari pertama diikuti oleh seluruh peserta dengan target mencari 20 finalis yang akan berkompetisi di hari kedua. Pada hari kedua akan dipilih 2 orang yang akan mewakili Bandung ke ajang Sunsilk HIjab HUnt 2018.
Bagaimana keseruannya?
Hasil audisi hari pertama dengan berbagai ragam bakat, terpilihlah 20 muslimah yang akan kembali berkompetisi esok hari. Mereka adalah:
- Rachelia Aisha Linandar - Menari Tradisional dan Modern
- Peavey Nadya Iriawan - Bernyanyi
- Mia Puspa Gandana - Hypnotherapy dan Storytelling
- Nada Umaya Awaliyah - Berdakwah
- Erika - Bermain Bass
- Putri Handayani - Menari
- Lisda Nurdianti - Menari Kontemporer
- Sabine Fatimah Sayidina - Bernyanyi dan Bermain Gitar
- Widhyana Vanrilla - Bernyanyi
- Uchi Qolby - Bernyanyi
- Syintia Nur Haliza - Bernyanyi
- Zahrah Eza Anggina - Storytelling
- Ira Ary Monica - Monolog
- Dini Andriany - Bernyanyi
- Inggit Gustari - Bernyanyi
- Putri Nurmaliani Pratiwi - Bernyanyi
- Nanda Puspa - Public Speaking
- Marsha Raihana Rifati Putri - Kolaborasi Dance dengan Akting
- Gita Millenia Prameswari - Berdakwah
- Lisna Novita - Monolog
Pertunjukkan para finalis dinilai langsung oleh 2 dewan juri Bella Almira (Sunsilk Hijab Hunt 2015) dan Nycta Gina (Artis, Presenter). Acara makin seru dengan kehadiran penyanyi muda pendatang baru, Rendy Pandugo.
Lalu siapakah dari 20 peserta yang akan mewakili Bandung ke Grand Final nanti?
Setelah melalui serangkaian penilaian, Sabine Fatimah Sayidina yang bernyanyi sambil bermain gitar menjadi peserta pertama yang terpilih. Sabine ini favorit saya sih. Dari beberapa peserta yang menampilkan bakat bernyanyi, Sabine ini yang paling asyik.
Siapa yang kedua? Tebakan saya peserta dengan bakat selain bernyanyi. Biasanya seperti kontes, dicari yang memiliki bakat berbeda namun tetap memukau. Yess, ternyata finalis kedua jatuh pada peserta dengan bakat monolog, Ira Ary Monica.