Jika saat ini kamu terdampar di tulisan ini, opsinya hanya ada dua; kamu pecinta olahraga lari atau kamu sering lari dari kenyataan. Hehe. Keduanya cukup berat kalau memang tak terbiasa. Dalam lomba lari, selalu ada finish. Artinya, setiap peserta harus menyelesaikan lintasannya sesuai dengan COT (Cut of Time) yang ditetapkan untuk meraih gelar finisher.
Pun lari dari kenyataan. Ia sebuah keadaan yang tidak akan pernah selesai jika kamu tetap berlari. Kenyataan memang harus dihadapi dan diselesaikan, hingga kamu pun mendapat gelar finisher dari segala pelik yang ada dalam kenyataanmu. Hanya dirimu yang bisa menentukan berapa COT-nya untuk sebuah lari dari kenyataan.
BDG Explorer adalah sebuah komunitas terbuka di Bandung yang mewadahi para pecinta lari. Tentunya bukan lari dari kenyataannya, tapi bisa lari di jalan (road) dan lari di gunung (trail running). Dalam waktu dekat, BDG Explorer akan mengadakan kegiatan lomba lari 100 kilometer yang diberi nama BDG ULTRA 100K.
Wow, tertarik? Jika tertarik kamu bisa terus simak hingga tulisan ini selesai, namun jika kamu berharap saya membahas lebih detail tentang lari dari kenyataan, sekarang juga kamu bisa close tab.
BDG Ultra 100 K
Lomba lari ini akan dilaksanakan pada tanggal 16-17 September 2016, mengitari wilayah kota Bandung yang dikelilingi pegunungan. Titik start dimulai di Taman Hutan Raya Djuanda dan finish di Villa Taman Istana Bunga, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
BDG Ultra 100K memperlombakan tiga kategori jarak yakni 100 KM, 100 KM Ekiden (relay 4 pelari dalam satu tim) dan jarak 50KM. Ketiga kategori ini tetap melakukan start dan finish yang sama.
Dalam press conference yang berlangsung di Hotel Zodiak Kebon Kawung, 3 Juni 2017, Dian R. Sukmara (Race Director) mengemukakan bahwa kondisi geografis Bandung yang berupa cekungan dengan gunung-gunung di sekelilingnya menjadi daya tarik peserta yang ingin menikmati kegiatan lari dengan kombinasi paronama bukit dan pegunungan.
Dian pun menambahkan untuk kategori 100 KM, akan melewati empat puncak mulai dari Palasari, Bukit Tunggul, Tangkuban Parahu dan Burangrang.
Tentunya tidak semua pelari dan pecinta lari bisa ikut berlaga di ajang spektakuler ini. Untuk mendaftar dalam nomor 100K, peserta harus sudah pernah mengikuti lomba lari ultra dengan jarak minimum 50 kilometer. Sementara untuk kategori 100 KM Ekiden, peserta harus sudah pernah menyelesaikan lomba dengan jarak minimum 21 kilometer.
Acara yang juga didukung penuh oleh beberapa sponsor seperti bank bjb dan Perfect Alkaline ini, terbuka untuk umum bahkan tak hanya Indonesia tetapi juga mancanegara. Masih menurut Dian, hingga akhir Mei 2017 panitia sudah menerima 152 pendaftar termasuk 8 pelari asing (7 laki-laki dan 1 perempuan) dari Malaysia, Brunei Darussalam, India hingga Perancis. Wow, mantap sekali ya.
Bagi kamu yang tertarik untuk ikut silakan melakukan registrasi di sini. Jangan lupa sebelum registrasi silakan dibaca dengan seksama seluruh informasi, syarat dan ketentuan yang terdapat di dalam laman tersebut.
Jika sampai detik ini kamu masih kuat berada di lintasan lari dari kenyataan, harusnya kamu kuat lari 100 kilometer dengan waktu 32 jam. Pilih mana?